Karakteristik berasal dari kata
karakter; dalam Kamus Bahasa Indonesia karangan Poerwadarminta dikatakan bahwa
karakter adalah watak, tabiat atau sifat-sifat kejiwaan. Ada beberapa
karakteristik anak usia sekolah dasar yang perlu diketahui para guru.
o Senang Bermain
Karakteristik/psikologi ini menurut guru
SD untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang bermuatan permainan lebih-lebih
untuk kelas rendah. Guru SD seyogyanya merancang model pembelajaran yang
memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya. Guru hendaknya mengembangkan
model pembelajaran yang serius, tapi santai. Penyesuaian jadwal pelajaran
hendaknya diselang seling antara mata pelajaran serius, seperti IPA atau
Matematika dengan pelajaran yang mengandung unsur permainan, seperti pendidikan
jasmani atau Seni Budaya dan Keterampilan.
o Senang Bergerak
Dalam kenyataan bahwa orang dewasa dapat
duduk berjam-jam, sedangkan anak usia Sekolah Dasar dapat duduk dengan tenang
paling lama sekitar 30 menit. Oleh karena itu \, guru hendaknya merancang model
pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah atau bergerak (moveable).
Menyuruh anak untuk duduk rapi untuk jangka waktu yang lama, dirasakan anak
sebagai siksaan. Oleh karena itu, guru professional harus memberikan layanan
yang baik agar anak dapat bergerak secara leluasa dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran.
o Anak Senang Bekerja Dalam Kelompok
Dari pergaulannya dengan kelompok
sebayanya, anak usia sekolah dasar belajar aspek-aspek yang paling penting
dalam proses sosialisasi, seperti belajar memenuhi aturan-aturan kelompok,
belajar setia kawan, belajar tidak tergantung pada diterimanya di lingkungan,
belajar sehat (sportif), mempelajari olah raga dan membawa impilkasi bahwa guru
harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau
belajar dalam kelompok, serta belajar
keadilan dan demokrasi. Karakteristik ini membawa implikasi bahwa guru harus
merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar
dalam kelompok.
Guru dapat meminta siswa untuk membentuk
kelompok kecil dengan anggota 3-4 orang untuk mempelajari atau menyelesaikan
suatu tugas secara kelompok.
o Senang Merasakan atau Melakukan, Memperagakan
Sesuatu Secara Langsung
Seperti yang dikatakan oleh Jean Piaget
dengan teori perkembangan kognitifnya, dijelaskan bahwa anak usia Sekolah Dasar
memasuki tahap operasional konkret. Dari apa yang dipelajari di Sekolah, ia
belajar menghubungkan ungkan konsep-konsep baru dengan konsep-konsep lama.
Berdasar pengalaman ini, siswa membentuk konsep-konsep tentang angka, ruang,
waktu, fungsi-fungsi badan, jenis kelamin, moral dan sebagainya. Bagi anak
Sekolah Dasar, penjelasan guru tentang materi pelajaran akan lebih dipahami
jika anak melaksanakan sendiri, sama halnya dengan memberi contoh bagi orang
dewasa. Dengan demikian, guru hendaknya merancang model pembelajaran yang
berkualitas dan memungkinkan anak terlibat langsung dalam proses pembelajaran
sesuai dengan tuntuntan Kurikulum 2013, dimana guru dalam kegiatan belajar
mengajar sebagai fasilitator terhadap murid muridnya dan yang aktif adalah
siswanya. sebagai contoh, anak akan lebih memahami tentang pelajaran shalat
jika peserta didik diajak langsung dengan ptraktik bagaimana shalat
itudilaksanakan, dan seterusnya.
o Anak Suka Cengeng
Pada anak usia sekolah dasar, anak masih
cengeng dan manja. Mereka selalu ingin diperhatikan dan dituruti semua keinginanya,
mereka masih belum mandiri dan harus selalu dibimbing. Disini, sebagai guru
atau calon guru Sekolah Dasar maka kita harus membuat metode pembelajaran
tutorial atau metode bimbingan agar kita dapat selalu membimbing dan
mengarahkan anak, membentuk mental anak agar tidak cengeng.
o Anak Suka Memahami Isi Pembicaraan Orang Lain
Pada abak usia Sekolah Dasar, anak susah
dalam memahami apa yang diberikan guru, disini guru harus dapat membuat atau
menggunakan metode yang tepat,
misalnya dengan cara metode eksperimen
agar anak dapat memahami pelajaran yang diberikan sedangkan dengan ceramah yang
dimana guru Cuma berbicara didepan membuat anak malah tidak memahami isi dari
apa yang dibicarakan oleh gurunya.
o Senang Diperhatikan
Didalam suatu interaksi sosial, anak
biasanya mencari perhatian teman atau gurunya, mereka senang apabila orang lain
memperhatikannya, dengan berbagai cara dilakukan agar orang memperhatikannya.
Di sini, peran guru untuk mengarahkan perasaan anak tersebut dengan menggunakan
metode Tanya jawab misalnya, anak yang ingin diperhatikan akan berusaha
menjawab atau bertanya dengan guru agar anak lain beserta guru
memperhatikannya.
o Senang Meniru
Dalam kehidupan sehari-hari, anak mencari suatu
figure yang sering dia lihat dan dia temui. Mereka kemudian menirukan apa yang
dilakukan dan dikenakan orang yang ingin dia tiru tersebut. Dalam kehidupan
nyata, banyak anak yang terpengaruh acara televise dan menirukan adegan yang
dilakukan disitu, misalkan acara smackdown pada temannya, yang akhirnya membuat
temannya terluka. Namun, sekarang acara televise sudah dipilah-pilah untuk
siapa acara itu ditonton. Sebagai guru atau calon guru, kita hanya dapat
mengarahkan orang tua agar selalu mengawasi anaknya saat di rumah. Contoh lain
yang biasanya ditiru adalah seorang guru yang menjadi pusat perhatian dari anak
didiknya. Kita sebagai guru atau calon guru harus menjaga tindakan, sikap,
perkataan, penampilan yang bagus dan rapi agar dapat memberikan contoh yang
baik untuk anak didik kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar