Kamis, 15 Desember 2016

Karakteristik Siswa Sekolah Dasar yang Perlu di Perhatikan Para Guru

Karakteristik berasal dari kata karakter; dalam Kamus Bahasa Indonesia karangan Poerwadarminta dikatakan bahwa karakter adalah watak, tabiat atau sifat-sifat kejiwaan. Ada beberapa karakteristik anak usia sekolah dasar yang perlu diketahui para guru. 
o   Senang Bermain
Karakteristik/psikologi ini menurut guru SD untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang bermuatan permainan lebih-lebih untuk kelas rendah. Guru SD seyogyanya merancang model pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya. Guru hendaknya mengembangkan model pembelajaran yang serius, tapi santai. Penyesuaian jadwal pelajaran hendaknya diselang seling antara mata pelajaran serius, seperti IPA atau Matematika dengan pelajaran yang mengandung unsur permainan, seperti pendidikan jasmani atau Seni Budaya dan Keterampilan.
o   Senang Bergerak
Dalam kenyataan bahwa orang dewasa dapat duduk berjam-jam, sedangkan anak usia Sekolah Dasar dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar 30 menit. Oleh karena itu \, guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah atau bergerak (moveable). Menyuruh anak untuk duduk rapi untuk jangka waktu yang lama, dirasakan anak sebagai siksaan. Oleh karena itu, guru professional harus memberikan layanan yang baik agar anak dapat bergerak secara leluasa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
o   Anak Senang Bekerja Dalam Kelompok
Dari pergaulannya dengan kelompok sebayanya, anak usia sekolah dasar belajar aspek-aspek yang paling penting dalam proses sosialisasi, seperti belajar memenuhi aturan-aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak tergantung pada diterimanya di lingkungan, belajar sehat (sportif), mempelajari olah raga dan membawa impilkasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok,  serta belajar keadilan dan demokrasi. Karakteristik ini membawa implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok.
Guru dapat meminta siswa untuk membentuk kelompok kecil dengan anggota 3-4 orang untuk mempelajari atau menyelesaikan suatu tugas secara kelompok.
o   Senang Merasakan atau Melakukan, Memperagakan Sesuatu Secara Langsung
Seperti yang dikatakan oleh Jean Piaget dengan teori perkembangan kognitifnya, dijelaskan bahwa anak usia Sekolah Dasar memasuki tahap operasional konkret. Dari apa yang dipelajari di Sekolah, ia belajar menghubungkan ungkan konsep-konsep baru dengan konsep-konsep lama. Berdasar pengalaman ini, siswa membentuk konsep-konsep tentang angka, ruang, waktu, fungsi-fungsi badan, jenis kelamin, moral dan sebagainya. Bagi anak Sekolah Dasar, penjelasan guru tentang materi pelajaran akan lebih dipahami jika anak melaksanakan sendiri, sama halnya dengan memberi contoh bagi orang dewasa. Dengan demikian, guru hendaknya merancang model pembelajaran yang berkualitas dan memungkinkan anak terlibat langsung dalam proses pembelajaran sesuai dengan tuntuntan Kurikulum 2013, dimana guru dalam kegiatan belajar mengajar sebagai fasilitator terhadap murid muridnya dan yang aktif adalah siswanya. sebagai contoh, anak akan lebih memahami tentang pelajaran shalat jika peserta didik diajak langsung dengan ptraktik bagaimana shalat itudilaksanakan, dan seterusnya.
o   Anak Suka Cengeng
Pada anak usia sekolah dasar, anak masih cengeng dan manja. Mereka selalu ingin diperhatikan dan dituruti semua keinginanya, mereka masih belum mandiri dan harus selalu dibimbing. Disini, sebagai guru atau calon guru Sekolah Dasar maka kita harus membuat metode pembelajaran tutorial atau metode bimbingan agar kita dapat selalu membimbing dan mengarahkan anak, membentuk mental anak agar tidak cengeng.
o   Anak Suka Memahami Isi Pembicaraan Orang Lain
Pada abak usia Sekolah Dasar, anak susah dalam memahami apa yang diberikan guru, disini guru harus dapat membuat atau menggunakan metode yang tepat,
misalnya dengan cara metode eksperimen agar anak dapat memahami pelajaran yang diberikan sedangkan dengan ceramah yang dimana guru Cuma berbicara didepan membuat anak malah tidak memahami isi dari apa yang dibicarakan oleh gurunya.
o   Senang Diperhatikan
Didalam suatu interaksi sosial, anak biasanya mencari perhatian teman atau gurunya, mereka senang apabila orang lain memperhatikannya, dengan berbagai cara dilakukan agar orang memperhatikannya. Di sini, peran guru untuk mengarahkan perasaan anak tersebut dengan menggunakan metode Tanya jawab misalnya, anak yang ingin diperhatikan akan berusaha menjawab atau bertanya dengan guru agar anak lain beserta guru memperhatikannya.
o   Senang Meniru

Dalam kehidupan sehari-hari, anak mencari suatu figure yang sering dia lihat dan dia temui. Mereka kemudian menirukan apa yang dilakukan dan dikenakan orang yang ingin dia tiru tersebut. Dalam kehidupan nyata, banyak anak yang terpengaruh acara televise dan menirukan adegan yang dilakukan disitu, misalkan acara smackdown pada temannya, yang akhirnya membuat temannya terluka. Namun, sekarang acara televise sudah dipilah-pilah untuk siapa acara itu ditonton. Sebagai guru atau calon guru, kita hanya dapat mengarahkan orang tua agar selalu mengawasi anaknya saat di rumah. Contoh lain yang biasanya ditiru adalah seorang guru yang menjadi pusat perhatian dari anak didiknya. Kita sebagai guru atau calon guru harus menjaga tindakan, sikap, perkataan, penampilan yang bagus dan rapi agar dapat memberikan contoh yang baik untuk anak didik kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar