Sebenarnya ketika manusia mampu untuk berbuat dan melakukan hal yang lebih baik dari standar yang ada, dapat terwujud pendidikan divergen yang artinya mengoptimalisasi setiap potensi yang dimiliki setiap manusia sehingga menjadi potensi yang beragam dan tentunya lebih inovatif dan tepat. Walaupun filsafat pendidikan banyak menjelaskan dan mendasari setiap tindakan yang sebaiknya dilakukan dalam mengajar, namun banyak dari guru-guru di Indonesia hanya mampu menjadi "tukang ajar" bukan sebagai pendidik. Tukang ajar terkesan hanya mampu melaksanakan program, pengetahuan yang telah terstruktur dan disusun oleh pemerintah, sehingga tidak membiarkan siswa dapat berkembang dan mencari sendiri pengetahuannya, namun diajar oleh tukang ajar. Hal ini yang kurang baik bagi siswa, mengapa demikian? Sebab siswa menjadi tidak berkembang dan membunuh sifat manusia yaitu mampu berpikir dan berakal, dan membendakan mereka.
Memahami Filsafat Pendidikan di Indonesia sebagai sistem sekolah adalah mengajar. Proses pendidikan bersifat etis atau politis, tidak bersifat netral (bebas bernilai). Mengajar tidak hanya tentang konsteks ilmu pengetahuan saja melainkan cara bersosialisasi, cara untuk survive dengan lingkungan dan konteks sosial-budaya yang memaksa manusia untuk berpikir secara sadar dan berlaku amanah terhadap diri. Pendidikan mengatur setiap perbedaan-perbedaan dalam pengajaran,asalkan dapat sesuai dengan tujuan pendidikan yaitu mencerdaskan bangsa Indonesia. Situasi diciptakan beraneka ragam akan tetapi konseptualisasi pendidikan menjadi keadaan yang masih langka, sehingga menyulitkan beberapa orang untuk dapat memahami pendidikan secara komprehensif.
Pengajaran menurut filsafat pendidikan tumbuh secara mainstream dari pemikiran modernisme, yang biasa dikatakan dengan "ideologi kritis" berisikan perubahan dalam sosial-budaya. Memaknai pendidikan yang ada sekarang, tidak pernah lepas dari kritikan. Abdurrahman Wahid (1993) mengatakan bahwa output pendidikan formal berupa "mozaik" saja. Pendidikan disini dianggap cenderung distandarisasikan oleh pemerintah. Oleh sebab itu terjadi kasus konvergen, yang memiliki orientasi pada nilai yang sudah ditetapkan standarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar