Selasa, 06 Desember 2016

Pandangan Filsafat tentang Mendewasakan Diri

Salah satu cara mengasah kedewasaan sebagai pemimpin dalam kegiatan mahasiswa adalah dengan cara mengajak untuk ikut serta dalam acara-acara seminar, workshop, yang menghadirkan pembicara profesional, serta mempunyai cukup ilmu yang luas. Bukan hanya memberikan kebanggaaan tersendiri bagi anak, tetapi juga bisa menjadi wadah untuk belajar sopan santun dan adab berkumpul dan berbicara dengan orang dewasa sebagai calon pemimpin di masa depan. Hal tersebut sudah dicontohkan oleh para sahabat nabi Muhammad SAW  seperti dalam riwayat sahabat Nabi yang bernama Samrah Bin Jundub (lihat Shahih Muslim no 1603), dan Abdullah Ibn Umar (Shahih Bukhari 70, Shahih Muslim 5028), yang diajak mengahadiri beberapa rapat penting dengan orang-orang dewasa ketika mereka masih kanak-kanak. 

Bagaimana filsafat memandang tentang fenomena telat mendewasakan diri, bertanggung jawab sebagai mahasiswa pada muda-mudi saat ini, yang terkadang terbawa sampai usia menjelang kepala tiga atau bahkan kepala tiga.  Sebagai mana diketahui dan dijelaskan oleh banyak ahli,  bahwa hal tersebut disebabkan oleh masa kanak-kanak yang  secara emosi kurang terfasilitasi sehingga menjadikan jiwa kekanak - kanakan di dalam diri seorang mahasiswa dalam berpikir.

Hal yang sangat ironis sebetulnya, apalagi ketika manusia mempunyai misi khalifah, yang bertanggung jawab atas kelangsungan bumi dan makhluk - makhluk lain ciptaan Allah Subhanaanahu wa Ta'alaa. Ditambah dengan zaman yang semakin lama semakin membutuhkan peran pemimpin yang memiliki kedewasaan emosi dan berfikir. Di samping masa kemampuan diri yang berkembang kurang tersalurkan, sebab lain dari terlambatnya kedewasaan seseorang, adalah karena persiapan menuju masa berpikir yang kurang komprehensif, dengan kata lain, anak-anak tidak disiapkan untuk dewasa dan bertanggung jawab setelah melewati pubertas.

Dengan sering dilibatkannya calon pemimpin masa depan sebagai mahasiswa ini dalam beberapa kegiatan dewasa, insya Allah secara bertahap dapat mendidik anak-anak untuk menjadi tumbuh menjadi mahasiswa yang komprehensif bukan hanya dari sisi biologis, tetapi juga dari sisi emosi dan tanggungjawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar