1.
Konsep Remedial Teaching
Remedial banyak dipahami oleh
sebagian pendidik, sebagai upaya pengulangan kembali ujian atau tes yang gagal.
Jika kosnep ini dipakai, maka nilai siswa tidak akan berubah, karena tetap
diadakan ujian itu kembali.
Remedial
teaching (pengajaran remedial) sebenarnya adalah bagian dari pendekatan
yang digunakan untuk menangani siswa yang memiliki kesulitan belajar, siswa
yang bermasalah dalam mata pelajaran tertentu. Adanya penanganan baru dari guru
dengan menciptakan kondisi yang baru memberikan harapan pada siswa untuk
meningkatnya prestasi akademiknya, sehingga sesuai dengan tuntutan kualifikasi
yang diharapkan.
2.
Strategi dan Teknik Pendekatan Pengajaran Remedial
Sebagaimana dijelaskan, bahwa
remedial teaching merupakan bagian dari usaha penanganan bagi siswa, maka
pendekatan, strategi dan teknik yang digunakan tentunya juga akan berbeda.
Dalam konteks konsep dasar
diagnostic dan pengajaran remedial, akan merujuk pada program remedial yang
dijelaskan oleh Abin Syamsudin, M (2005). Ross dan Stanley menjelaskan bahwa,
tindakan strategis yang bisa dilakukan adalah secara kuratif dan preventif,
Dinkmeyer & Caldwel (dalam bukunya Develompental
counseling) menambahkan bahwa hal itu dapat dilakukan dengan upaya yang
bersifat pengembangan (developmental).
Tindakan
pengajaran remedial dikatakan bersifat kuratif kala dilakukan setelah program
belajar mengajar diselenggarakan.Tindakan ini didasarkan atas kenyataan empirik
bahwa ada seseorang atau sejumlah orang bahkan mungkin sebagian besar atau
seluruh anggota kelas/kelompok belajar dapat dipandang tidak mampu
menyelesaikan PBM secara sempurna. Sasaran pokok dari tindakan ini agar :
1) Siswa
yang prestasinya jauh sekali dari batas kriteria keberhasilan minimal, diusahakan pada suatu saat tertentu dapat memadai kriteria minimal tersebut
2) Siswa
yang sedikit masih kurang atau bahkan telah tinggi sekalipun prestasi yang dari
ukuran kriteria keberhasilan minimal, pada suatu saat tertentu dapat lebih
disempurnakan atau diperkaya, bahkan mungkin ditingkatkan kepada program yang
tinggi lagi.
Agar tercapai program atau sasaran pokok
ini ada beberapa teknik pendekatan yang bisa digunakan,yaitu; repetition (pengulangan), enrichment (pengayaan), reinforcement (pengukuhan) serta, acceleration (percepatan).
1) Pengulangan (repetition);
Selain
dengan upaya diagnostiknya, pengulangan dapat terjadi pada beberapa tindakan, yaitu; a) pada setiap akhir jam pertemuan tertentu, b) pada setiap akhir unit
(satuan bahan) pelajaran tertentu, c) ada akhir setiap satuan program studi
(triwulan/semesteran/ tahunan)
Pelaksanaan pengajaran remedial
mungkin diberikan dan diorganisasikan: a) secara perorangan (individual) kalau
ternyata siswa yang memerlukan bantuan itu jumlahnya terbatas; b) secara
kelompok (pers group), kalau ternyata terdapat sejumlah siswa yang mempunyai
jenis/lokasi/sifat kesalahan atau kesulitan bersama; bukan mustahil terjadi
juga dalam bidang studi tertentu dialami kelas secara keseluruhan.
Waktu dan cara pelaksanaan remedial
ada beberapa kemungkinan yaitu;
a Diadakan
pada jam pertemuan kelas biasa berikutnya; kalau sebagian besar atau seluruh
anggota kelas mengalami kesulitan yang serupa, dimana; 1) bahan dipresentasikan kembali dengan penjelasannya, baik sebagian atau keseluruhan dari bahan jam
pertemuan terdahulu, 2) diadakan latihan/penugasan/soal kembali yang bentuknya
sejenis dengan tugas/tugas/soal terdahulu, dan 3) diadakan pengukuran dan
penilaian kembali untuk mendeteksi hasil peningkatan kearah kriteria
keberhasilan yang diharapkan.
b Diadakan
diluar jam pertemuan biasa, misalnya; 1) diadakan jam pelajaran tambahan pada
hari/jam tertentu, kalau yang mengalami kesulitan itu hanya seseorang/sejumlah
orang tertentu, kalau yang mengalami kesulitan itu hanya seseorang/sejumlah
orang tertentu (umpamanya, pada hari, sehabis jam pelajaran biasa, waktu
istirahat untuk siswa dan lain sebagainya), 2) diberikan dalam bentuk pekerjaan
rumah (home work) dengan diperiksa
kembali hasil pekerjaan oleh guru.
c Diadakan
kelas remedial (khusus bagi siswa siswi tertentu yang mengalami kesulitan
belajar tertentu dimana; 1) siswa lain belajar dalam kelas yang biasa;
sedangkan, 2) siswa tertentu belajar dengan mendapatkan bimbingan khusus dari
guru yang sama atau guru bidang studi sampai yang bersangkutan mencapai tingkat
penguasaan (level of mastery) untuk
dapat bersama dengan teman-temannya dikelas biasa.
d Diadakan
pengulangan secara total, kalau ternyata siswa yang bersangkutan prestasinya
sangat jauh dari batas kriteria keberhasilan minimal dalam hampir keseluruhan
program (komponen bidang studinya); secara konvensionak kita kenal sebagai
tinggal kelas.
2)
Pengayaan
dan pengukuhan (enrichment and
reinforcement)
Layanan
pengulangan ditunjukkan pada siswa yang mempunyai kelamahan yang sangat
mendasar, sedang pengayaan diarahkan untuk siswa yang memiliki kelemahan
ringan, bahkan secara akademik sangat kuat.
Materi program pengayaan bisa bersifat;
a) ekivalen (horizontal) dengan
program PBM utama sehingga nilai bobot kreditnya dapat diperhitungkan bagi
siswa yang bersangkutan atau sekedar, 2) suplementar terhadap program PBM
utama, dengan tidak menambah kredit tertentu, yang penting dapat meningkatkan
penguasaan pengetahuan dan keterampilan siswa.
Teknik
pelaksanaanya bisa melalui tugas pekerjaan rumah, atau berupa soal yang
dikerjakan di dalam kelas pada jam pelajaran itu juga, sementara yang lain
mengerjakan program PBM utamanya.
3)
Percepatan
(accelation)
Percepatan
merupakan alternatif lain yang dapat diberikan kepada kasus berbakat, tetapi
menunjukan kesulitan psikososial atau egoemosional. Kelas akselerasi atau
percepatan dapat berupa promosi yang lebih tinggi kepada program PBM
selanjutnya. Pelaksanaanya bisa;
a Promosi
penuh status akademiknya ketingkat yang lebih tinggi sebatas kemungkinannya,
kalau memang yang bersangkutan keunggulan yang menyeluruh dari program studi
yang ditempuhnya dengan luar biasa.
b Maju
berkelanjutan, tidak diartikan sebagai promosi status akademisnya secara
menyeluruh tetapi pada beberapa bidang studi tertentu dimana layanan dengan
program/bahan pelajaran yang lebih tinggi terbatas kemampuannya; status
akademisnya tetap bersama-sama teman seangkatannya.
b.
Strategi
dan Pendekatan yang bersifat preventif
Pendekatan preventif ditunjukan kepada
siswa tertentu yang berdasarkan data/informasi
yang ada dapat diantisipasikan
atau setidak-tidaknya patut diduga akan mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan
program studi tertentu yang telah ditempuhnya.
Proses pelaksanaannya bisa dalam bentuk
layanan;
1) layanan kelompok yang diorganisasikan,
2) layanan individual, dan
3) layanan secara kelompok dengan kelas khusus remedial dan pengayaan.
c.
Ikatan
pengajaran remedial yang bersifat pengembangan
Sasaran pokok
dari strategi pendekatan ini agar siswa dapat segera mengatasi
hambatan hambatan atau kesulitan-kesulitan yang mungkin dialaminya selama
melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar. Agar pendekatan ini dapat
dilaksanakan dengan baik, diperlukan adanya pengorganisasian program PBM yang
sistematis pula seperti dalam bentuk sistem pengajaran berprogram, sistem
pengajaran model, dan sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar